slidegossip.com - Siapapun pasti menginginkan kebahagiaan bersama pasangan setelah menikah. Namun apa yang dialami oleh Safira Nurul Husna ini bagai disambar petir di siang bolong. Tak pernah ia sangka-sangka ternyata suami yang sangat dicintainya, Rahmat Yani adalah seorang perempuan. Safira tak pernah menyangka kalau pernikahan yang dijalaninya ternyata pernikahan sesama jenis.
Rahmat Yani dan Safira (tribunnews.com)
Peristiwa pahit itu terjadi di tahun 2017 lalu, namun hingga kini masih diingat banyak orang. Bagaimana tidak, seperti dilansir dari tribunnews.com (29/9/2017), Rahmat Yani berhasil menipu Safira dan keluarga hingga penghulu yang menikahinya dengan meyakinkan bahwa dirinya adalah laki-laki.
Pernikahan menghebohkan yang ternyata sesama jenis itu terjadi di Sulawesi Selatan. Keluarga Safira Nurul Husna (20) akhirnya mau bicara terbuka setelah kejadian langka itu menimpa keluarga besarnya. Setelah syok usai menjalani malam pertamanya yang tak terduga dan berujung aib itu, Safira juga akhirnya blak-blakan bicara tentang kisah asmaranya dengan Rahmat Yani.
Di kantor Polsek Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Safira mengungkapkan kisah lengkapnya hingga terperdaya alat kelamin palsu milik ‘suami’ semalamnya.
Selama dua tahun, Rahmat Yani yang bernama asli Rahyamani (26) mengaku pria kepada Safira Nurul Husna (20). Pengakuan Rahmayani sebagai karyawan perusahaan swasta di Kalimantan Timur (Kaltim) pun dipercaya Safira dan kedua orangtuanya, Amri dan Syamsudar.
Kepercayaan itulah yang akhirnya mengantar Rahmayani yang dikira Rahmat Yani ke jenjang pernikahan dengan Safira, pada Minggu (17/9/2017). Meski urusan adminsitrasi pernikahan belum lengkap, namun Rahmat ngebet untuk menikah.
Akhirnya ijab kabul pun dilangsungkan sederhana di hadapan imam masjid kampung di Dusun Erelebu, Desa Ekatiro, Kecamatan Bontobahari, Bulukumba. Syamsudar dan Amri pun manut saja mengikuti keinginan Rahmat untuk menikah siri saja dulu. Rahmat berjanji akan menggelar pesta pernikahan besar-besaran setelah proses administrasinya lengkap.
Akhirnya Rahmat pun resmi menjadi suami Safira, gadis lugu dari Bontobahari. Bahkan, Rahmat pun sukses menunaikan malam pertama usai melangsungkan ijab kabul. Tapi, kesuksesan Rahmat justru menjadi awal petaka itu. Safira akhirnya tahu kalau Rahmat ternyata seorang perempuan.
Keluarga Safira sendiri ada yang curiga ada aroma mistis sehingga gadis muda itu bisa tergila-gila dan dimabuk kepayang kepada Rahmat Yani alias Rahmayani. Hubungan yang sebetulnya terlarang itu berawal dari dari petemanan di media sosial (facebook) pada akhir 2015.
Safira kala itu masih duduk di bangku kelas dua Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Bontotiro, Bulukumba. Setelah Safira sudah duduk di bangku kelas 3 SMA Bontotiro, Rahmat tak bisa lagi menutupi ketertarikannya pada gadis Erelebu itu.
"Jadi suatu waktu Rahmat chat dengan saya lalu meminta nomor telepon," ungkap Safira di Kantor Polsek Bontobahari, Kamis (28/9/2017).
Hingga saat itu, Safira dan Rahmat belum pernah bertemu secara fisik. Rahmat pun belum pernah mendengar suara Safira. "Saat Rahmat menelepon menyampaikan maksudnya, ibu saya yang terima telepon itu," kata Safira.
Rahmat tak tahu kalau yang sedang bicara dengannya itu adalah ibu Safira. Dia pun langsung nembak mengungkapkan rasa cintanya pada Safira. Syamsudar berbunga-bunga menyambut cinta Rahmat pada putrinya itu. "Dia katakan suka sama anak saya dan ke depan berniat mau dinikahinya. Sebagai ibu tentu senang mendengar kabar itu dan menyambutnya dengan baik," kata Syamsudar.
Safira juga menyambut niat baik Rahmat Yani, meski dia belum pernah bertemu langsung dengan Rahmat. Selama dua tahun menjalin kasih di media sosial, akhirnya Rahmat Yani mengajak Syamsudar bersama kekasihnya bertemu di salah satu tempat di Makassar.
Di situ Rahmat mulai sedikit membuka identitasnya bahwa dirinya sedang bekerja di sebuah perusahaan di Kalimantan Timur. Ia juga mengaku berasal dari Herlang, Bulukumba. Bahkan selama dua tahun menjalin asmara dengan Safira, Rahmat sering mengirim bingkisan oleh-oleh buat orang tua Safira di kampung.
Rahmat pun akhirnya menyampaikan niatnya ingin menikahi Safira. Anehnya, Rahmat hanya mengurus sendiri pernikahannya dengan Safira tanpa campur tangan keluarganya. Rahmat bahkan datang sendirian ke rumah orangua Safira untuk melamar. Kepada Syamsudar dan Amri, Rahmat beralasan harus segera menikahi Safira karena ia akan dinikahkan dengan gadis lain oleh orangtuanya.
"Prosesi lamarannya dia sendiri yang sampaikan ke saya. Alasannya tanpa dokumen karena dia mengaku orangtuanya mendesak akan nikahkan ke orang lain, makanya kami terima dan soal dokumen dia janjikan usai nikah baru diurusnya," jelas Syamsudar.
Tawaran kredit uang panaik dari Rahmat pun diterima orang tua Safira. Rahmat menyetujui uang panaik sebesar Rp 30 juta, tapi hanya dibayar Rp 17 juta dulu, selebihnya dicicil. Namun kabarnya, uang panaik Rp 17 juta tersebut sebenarnya adalah uang Safira, bukan murni dari Rahmat.
Jadi ceritanya, Safira menjual sepeda motornya seharga Rp 17,5 juta, lalu uang hasil penjualan dipinjamkan ke calon suaminya agar prosesi pernikahan bisa berjalan. Karena saat itu, Rahmat mengaku tak punya uang. Syamsudar dan Amri pun sepakat, termasuk ketika Rahmat menawarkan nikah siri saja dulu.
Meski sudah ada yang curiga pada suara lembut Rahmat saat ijab kabul, tapi prosesi pernikahan terus berlanjut. Dan pesta pernikahan itu pun berlangsung mewah untuk ukuran warga di Erelebu. Pakaian dan aksesoris pengantin ditambah pelaminan Jepara senilai Rp 8-10 juta. Kini, Safira hanya bisa pasrah dengan nasibnya yang ternyata menikah dengan sesama perempuan.
Pernikahan menghebohkan yang ternyata sesama jenis itu terjadi di Sulawesi Selatan. Keluarga Safira Nurul Husna (20) akhirnya mau bicara terbuka setelah kejadian langka itu menimpa keluarga besarnya. Setelah syok usai menjalani malam pertamanya yang tak terduga dan berujung aib itu, Safira juga akhirnya blak-blakan bicara tentang kisah asmaranya dengan Rahmat Yani.
Di kantor Polsek Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Safira mengungkapkan kisah lengkapnya hingga terperdaya alat kelamin palsu milik ‘suami’ semalamnya.
Selama dua tahun, Rahmat Yani yang bernama asli Rahyamani (26) mengaku pria kepada Safira Nurul Husna (20). Pengakuan Rahmayani sebagai karyawan perusahaan swasta di Kalimantan Timur (Kaltim) pun dipercaya Safira dan kedua orangtuanya, Amri dan Syamsudar.
Kepercayaan itulah yang akhirnya mengantar Rahmayani yang dikira Rahmat Yani ke jenjang pernikahan dengan Safira, pada Minggu (17/9/2017). Meski urusan adminsitrasi pernikahan belum lengkap, namun Rahmat ngebet untuk menikah.
Akhirnya ijab kabul pun dilangsungkan sederhana di hadapan imam masjid kampung di Dusun Erelebu, Desa Ekatiro, Kecamatan Bontobahari, Bulukumba. Syamsudar dan Amri pun manut saja mengikuti keinginan Rahmat untuk menikah siri saja dulu. Rahmat berjanji akan menggelar pesta pernikahan besar-besaran setelah proses administrasinya lengkap.
Akhirnya Rahmat pun resmi menjadi suami Safira, gadis lugu dari Bontobahari. Bahkan, Rahmat pun sukses menunaikan malam pertama usai melangsungkan ijab kabul. Tapi, kesuksesan Rahmat justru menjadi awal petaka itu. Safira akhirnya tahu kalau Rahmat ternyata seorang perempuan.
Keluarga Safira sendiri ada yang curiga ada aroma mistis sehingga gadis muda itu bisa tergila-gila dan dimabuk kepayang kepada Rahmat Yani alias Rahmayani. Hubungan yang sebetulnya terlarang itu berawal dari dari petemanan di media sosial (facebook) pada akhir 2015.
Safira kala itu masih duduk di bangku kelas dua Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Bontotiro, Bulukumba. Setelah Safira sudah duduk di bangku kelas 3 SMA Bontotiro, Rahmat tak bisa lagi menutupi ketertarikannya pada gadis Erelebu itu.
"Jadi suatu waktu Rahmat chat dengan saya lalu meminta nomor telepon," ungkap Safira di Kantor Polsek Bontobahari, Kamis (28/9/2017).
Hingga saat itu, Safira dan Rahmat belum pernah bertemu secara fisik. Rahmat pun belum pernah mendengar suara Safira. "Saat Rahmat menelepon menyampaikan maksudnya, ibu saya yang terima telepon itu," kata Safira.
Rahmat tak tahu kalau yang sedang bicara dengannya itu adalah ibu Safira. Dia pun langsung nembak mengungkapkan rasa cintanya pada Safira. Syamsudar berbunga-bunga menyambut cinta Rahmat pada putrinya itu. "Dia katakan suka sama anak saya dan ke depan berniat mau dinikahinya. Sebagai ibu tentu senang mendengar kabar itu dan menyambutnya dengan baik," kata Syamsudar.
Safira juga menyambut niat baik Rahmat Yani, meski dia belum pernah bertemu langsung dengan Rahmat. Selama dua tahun menjalin kasih di media sosial, akhirnya Rahmat Yani mengajak Syamsudar bersama kekasihnya bertemu di salah satu tempat di Makassar.
Di situ Rahmat mulai sedikit membuka identitasnya bahwa dirinya sedang bekerja di sebuah perusahaan di Kalimantan Timur. Ia juga mengaku berasal dari Herlang, Bulukumba. Bahkan selama dua tahun menjalin asmara dengan Safira, Rahmat sering mengirim bingkisan oleh-oleh buat orang tua Safira di kampung.
Rahmat pun akhirnya menyampaikan niatnya ingin menikahi Safira. Anehnya, Rahmat hanya mengurus sendiri pernikahannya dengan Safira tanpa campur tangan keluarganya. Rahmat bahkan datang sendirian ke rumah orangua Safira untuk melamar. Kepada Syamsudar dan Amri, Rahmat beralasan harus segera menikahi Safira karena ia akan dinikahkan dengan gadis lain oleh orangtuanya.
"Prosesi lamarannya dia sendiri yang sampaikan ke saya. Alasannya tanpa dokumen karena dia mengaku orangtuanya mendesak akan nikahkan ke orang lain, makanya kami terima dan soal dokumen dia janjikan usai nikah baru diurusnya," jelas Syamsudar.
Tawaran kredit uang panaik dari Rahmat pun diterima orang tua Safira. Rahmat menyetujui uang panaik sebesar Rp 30 juta, tapi hanya dibayar Rp 17 juta dulu, selebihnya dicicil. Namun kabarnya, uang panaik Rp 17 juta tersebut sebenarnya adalah uang Safira, bukan murni dari Rahmat.
Jadi ceritanya, Safira menjual sepeda motornya seharga Rp 17,5 juta, lalu uang hasil penjualan dipinjamkan ke calon suaminya agar prosesi pernikahan bisa berjalan. Karena saat itu, Rahmat mengaku tak punya uang. Syamsudar dan Amri pun sepakat, termasuk ketika Rahmat menawarkan nikah siri saja dulu.
Meski sudah ada yang curiga pada suara lembut Rahmat saat ijab kabul, tapi prosesi pernikahan terus berlanjut. Dan pesta pernikahan itu pun berlangsung mewah untuk ukuran warga di Erelebu. Pakaian dan aksesoris pengantin ditambah pelaminan Jepara senilai Rp 8-10 juta. Kini, Safira hanya bisa pasrah dengan nasibnya yang ternyata menikah dengan sesama perempuan.
0 Comments
