Selasa, 31 Maret 2020

Perawat Ninuk Meninggal Karena Corona, Suami dan Anak Tak Bisa Lihat Wajah Jenazah!

slidegossip.com - Para tenaga medis diketahui masih menangani pasien seperti biasa tanpa Alat Pelindung Diri (APD) khusus, sebelum pemerintah mengumumkan kasus corona pada tanggal 2 Maret 2020. Akibatnya, beberapa tenaga medis pun terinfeksi covid-19 dan meninggal dunia. Salah satunya adalah perawat bernama Ninuk.

 
Perawat Ninuk (hipwee.com)

Seperti dilansir dari bbc.com (29/3/2020), Ninuk bekerja sebagai perawat di RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Ninuk meninggal di usianya yang ke-37 tahun karena terinfeksi virus corona. "Yah , aku positif Covid-19, masih bisa hidup nggak aku ya?," tanya Ninuk pada suaminya, Arul, saat masih dirawat di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSCM pada 10 Maret lalu, sebagaimana dikenang Arul.

Setelah 12 tahun menjadi perawat di RSCM, Ninuk terbaring lemah sebagai pasien di RSCM karena penyakit yang dideritanya sejak awal Maret. Ninuk mengalami rasa lelah yang teramat sangat, demam hingga 39 derajat Celcius, diare dan sesak napas. Ninuk dirawat di RSCM, setelah dua kali rawat jalan di RS itu.

Di ranjang IGD, tubuh Ninuk tak henti berkeringat, hidungnya terus berair. Ninuk juga mengeluh pinggangnya terasa nyeri. Sang suami, Arul selalu setia menemaninya sambil menyeka keringat Ninuk dan mencoba meredakan nyeri di pinggang sang istri dengan obat gosok.

"Saya bilang tenang saja. Allah yang memberikan sakit, Allah juga yang menyembuhkan. Saya hanya bisa menyemangati saat itu," kenang Arul.

Jika malam tiba, Ninuk semakin kesulitan bernapas hingga ia harus dibantu dengan ventilator. "Di ruang isolasi (IGD RSCM), kami panggil petugas medis, perawat, susah. Saya pantau saat almarhum dipasangi ventilator. Saya juga yang nengok-nengok, kadang-kadang (alatnya) eror karena dia gelisah, tercopot alatnya. Saya panggil petugas medis baru dipasang ulang," ujar Arul.

Hingga keesokan harinya, keluarga dilarang untuk bertemu dengan Ninuk. Ia dibawa pihak RSCM ke RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta. Ninuk diisolasi di sana hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 12 Maret 2020.

Menurut data Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ninuk adalah perawat pertama di Indonesia yang tercatat meninggal akibat terinfeksi virus corona. Lalu dari mana sebenarnya perawat Ninuk bisa tertular virus corona?

Sebelum jatuh sakit, selain bekerja di RSCM, Ninuk juga sedang mengambil kuliah D-4 keperawatan di Jakarta Selatan serta menjalani praktik lapangan di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat. Ninuk yang tinggal di Cikarang, Bekasi, sehari-harinya beraktivitas dengan kereta commuter line. Rupanya Ninuk pernah menderita radang paru-paru di masa lalu. "Kalau saya pribadi (berpikir), mungkin dia (terinfeksi) di RSCM atau RS Grogol," kata Arul.

Arul menceritakan, sepengetahuannya, sang istri tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) untuk menghadapi pasien yang mungkin mengidap corona ketika bertugas. Apalagi RSCM bukan rumah sakit rujukan covid-19. Irul meyakini kalau istrinya juga tidak tahu menahu apakah ia sedang atau pernah menangani pasien dengan covid-19 atau tidak.

Jika saja pemerintah mengetahui adanya kasus corona di Indonesia lebih cepat, Arul yakin rumah sakit akan lebih sigap menangani penyakit tersebut. "Kalau ada informasi, minimal rumah sakit kan pasti tau seperti apa manajemennya," ujar Arul.

Selain itu, Ninuk sempat dikabarkan tertular virus corona setelah merawat seorang WNA Korea Selatan dengan gejala covid-19 pada bulan Februari lalu. Sayangnya, pihak RSCM enggan mengonfirmasi hal itu, meski mereka juga tidak membantahnya.

"Maaf, kami tidak dapat membahas hal tersebut. Semua kasus disampaikan melalui Jubir Nasional yang ditunjuk presiden. Demikian," ujar Direktur Utama RSCM, Lies Dina Liastuti dalam pesan tertulis.

Lies juga tidak bersedia menjawab pertanyaan tentang apakah WNA Korea Selatan tersebut benar terinfeksi virus corona. "Untuk positif dan negatif, data ada di Litbangkes (Kemenkes)," jawabnya.

Seperti diketahui, pemerintah Indonesia baru mengumumkan kasus pertama covid-19 di Indonesia pada 2 Maret lalu, meski ada laporan yang mengindikasikan kasus corona sudah ada di Indonesia sebelum Maret. Singapura bahkan mengungkapkan, beberapa warganya terinfeksi virus corona setelah kunjungan ke Jakarta dari pertengahan Februari hingga awal Maret (kasus 107, 148, 153, 162).

Yang tak kalah mengejutkan, suami dan dua anak yang ditinggalkan Ninuk, hingga dua pekan setelah Ninuk wafat, masih belum mendapat kepastian dari Kementerian Kesehatan tentang status kesehatan mereka. Padahal Arul dan keluarganya telah menjalani tes swab, yang diminta dinas kesehatan terkait.

"Prosesnya kok lama banget ? Kami kasihan sama tetangga. Mereka sampai sekarang belum bisa berangkat kerja karena nunggu hasil tes saya," sesal Arul.

Padahal menurut Arul, kebanyakan dari tetangganya adalah pekerja pabrik. Meski begitu, Arul mengatakan dirinya dan anak-anak dalam keadaan sehat, meski kedua anaknya sangat terpukul dengan kepergian Ninuk. Mirisnya, mereka tidak bisa memasuki ruangan isolasi maupun melihat wajah jenazah ibunya karena perlakuan khusus yang diterapkan pada pasien yang positif corona.

Arul mengaku ia hanya bisa memberi pengertian pada kedua anaknya. "Saya sebagai ayahnya, saya bilang mama itu pahlawan. Mereka bangga punya ibu seperti itu, yang secapek apapun setelah dinas, nggak pernah marah atau menunjukkan dia lelah," ujarnya.

Arul juga mengaku masih mengingat apa yang disampaikan Ninuk sebelum ajal menjemputnya. "Dia mengatakan, 'Saya hidup untuk orang yang saya sayangi dan mati untuk orang yang saya sayangi, termasuk (untuk) profesi saya'," pungkasnya.
Share this article :

Artikel Terkait:

Comments
0 Comments

Comments :

0 komentar to “Perawat Ninuk Meninggal Karena Corona, Suami dan Anak Tak Bisa Lihat Wajah Jenazah!”


Posting Komentar

 

Copyright © 2012 by Berita Terbaru dan Profil Artis Terkini Powered By SlideGossip | Design by Opung | Contact Email : slidegossip (at) gmail.com | Phone : 0857-808-70772