Rabu, 17 Mei 2017

Profil Lengkap, Biodata dan Foto Rendy Pandugo, John Mayer-nya Indonesia

slidegossip.com - Berkat penampilannya yang memukau bersama GAC di panggung SCTV Music Awards 2017, nama Rendy Pandugo kini menjadi perbincangan. Tak hanya karena wajah tampan dan suaranya yang bagus, Rendy Pandugo juga dikenal sebagai John Mayer-nya Indonesia. Tak heran jika banyak yang mencari tentang profil dan biodata lengkap Rendy Pandugo, tempat dan tanggal lahir Rendy Pandugo, tinggi badan Rendy Pandugo, latar belakang keluarga dan pendidikan Rendy Pandugo, perjalanan karier Rendy Pandugo, alamat lengkap dan nomor telpon Rendy Pandugo, akun Facebook, Twitter, Instagram, SoundCloud dan ask.fm Rendy Pandugo, kumpulan koleksi foto terbaru Rendy Pandugo dan semua tentang Rendy Pandugo.

 
Rendy Pandugo (foto:okezone.com)

Meski dinaungi oleh label besar, nyatanya Rendy Pandugo belum juga meraih kesuksesannya sebagai penyanyi. Bahkan Rendy Pandugo pernah kehabisan uang lantaran sepinya job manggung yang menjadi mata pencahariannya.

Seperti dilansir dari femina.co.id (15/1/2015), Rendy Pandugo mengungkapkan awal ketertarikannya pada dunia musik. "Ketertarikan saya pada musik sudah dimulai saat saya masih SD di Medan. Om yang serumah dengan kami hobi memainkan gitar sehingga saya tertarik mencobanya. Namun saat itu belum berniat serius mempelajarinya. Ketika ayah membawa kami pindah ke Surabaya, saya mengatakan padanya kalau ingin bermain musik. Ayah pun mendukung, saya didaftarkan ke sekolah musik di Surabaya untuk mempelajari gitar klasik. Sayangnya selama di sekolah musik, saya nggak suka membaca not balok. Buntutnya saya nggak lulus ujian. Saat pengumuman kelulusan, teman-teman sekelas mendapat nilai tinggi, sementara nama saya ada di urutan terbawah," kenang Rendy.

"Nggak lama setelahnya, saya memutuskan keluar dan mempelajari gitar elektrik. Untuk menambah skill, saya kembali mendaftar di sekolah musik untuk kursus gitar elektrik. Lagi-lagi hanya bertahan satu tahun karena saya merasa kurikulumnya terlalu lama. Saya justru lebih berkembang jika belajar sendiri atau dengan teman-teman band," ungkapnya lagi.

Sempat bergabung dengan band Riviera, Rendy sempat manggung di berbagai tempat hingga ke Jakarta. Namun karena merasa stuck, Rendy pun memutuskan keluar. "Sambil kuliah di Universitas Airlangga, Surabaya, saya tetap bermusik. Bersama band Riviera, saya mengikuti berbagai event hingga ke Jakarta. Namun, saya merasa stuck dengan band itu sehingga memutuskan keluar," ujarnya.

Rendy Pandugo kemudian bertemu dengan Iddo Pradananto, kawan lamanya dan sepakat membentuk band Dida. Bersama Dida, karier Randy di dunia musik cukup berjalan mulus pada awalnya. "Di akhir masa kuliah, saya bertemu dengan teman lama, Iddo Pradananto dan sepakat membuat grup bernama Dida. Akibat nggak juga menemukan vokalis, saya yang tadinya gitaris memutuskan menjadi vokalis. Awal karier Dida termasuk mulus. Dondy Sudjono, produsernya RAN menjadi produser kami sementara materi lagu juga diterima oleh label ternama Universal. Pada 2010, kami pun hijrah ke Jakarta dan mulai memproduksi album," urainya.

Meski pada awalnya berjalan mulus, dan single pertama dan kedua Dida cukup sukses di pasaran, namun setelah itu nama Dida perlahan meredup. Tawaran manggung pun semakin sepi. "Single pertama dan kedua kami cukup terdengar di pasaran. Namun, setelahnya album kami nggak terdengar lagi. Tawaran manggung juga sepi. Jika ada itu hanya bagian dari promo. Saat itu boyband tengah booming sehingga sepertinya kami kalah bersaing," paparnya.

Akhirnya Rendy Pandugo pun membuat strategi sendiri untuk bisa sukses di industri musik tanah air. Dengan memanfaatkan media sosial, Rendy Pandugo mulai memperkenalkan musiknya di situs berbagi musik SoundCloud. Rendy pun menjelaskan alasannya memilih SoundCloud untuk memperkenalkan musiknya.

"Sadar nggak bisa hanya bergantung pada manajemen atau label, saya mencoba berjuang sendiri. Jika nama saya nggak terdengar di pasaran, paling nggak harus kuat di media sosial. Saya pun membuat portofolio pribadi di situs berbagi musik SoundCloud. Saya lebih memilih SoundCloud karena nggak perlu mengunggah video, cukup rekaman suara saja, pasalnya saya nggak pede di depan kamera, hehehe. Nggak ingin hasilnya asal-asalan, walau menyanyikan lagu musisi lain, saya memilih jenis musik yang sesuai dengan karakter suara saya. Saya juga merekamnya di studio rekaman agar hasilnya oke. Nggak banyak yang mengenal SoundCloud sehingga awalnya akun saya sepi pendengar. Kondisi ini berubah saat salah satu selebtwit mendengarkan musik unggahan saya dan men-share-nya di akun Twitternya. Akun saya mulai banyak follower-nya. Dalam sehari ada 1.000 pendengar yang berkunjung," jelasnya.

Banyaknya jumlah follower di akun SoundCloud-nya, ternyata juga tak menjamin Rendy Pandugo mendapatkan tawaran manggung. Rendy pun sempat mengalami kekurangan uang, hingga yang tersisa di dompetnya hanya Rp 30 ribu.

"Banyaknya follower bukan jaminan tawaran manggung berdatangan. Di awal 2014 saya mulai putus asa dan ingin mengakhiri karier musik saya. Timbul keinginan untuk bekerja kantoran agar memiliki gaji tetap. Akibat nggak manggung tabungan saya habis. Bahkan pernah, tuh, di akhir Januari 2014 sisa uang di dompet hanya Rp 30.000 dan di ATM hanya Rp 5.000," kenangnya.

Saat kondisinya sedang kesulitan uang, Rendy tetap mencoba untuk berbagi dengan cara bersedekah. Usai shalat Jumat, Rendy pun menyedekahkan uangnya Rp 20 ribu meski saat itu ia sangat membutuhkan uang tersebut. Dalam hatinya hanya ada rasa ikhlas dan pasrah pada nasib yang digariskan Tuhan. Tiba-tiba saja, usai ia bersedekah, keajaiban pun terjadi yang membawanya pada kesuksesan.

"Lucunya di saat kondisi yang kekurangan itu saya malah bersedekah. Usai salat Jumat, saya menyumbangkan Rp 20.000 ke dalam kotak mesjid. Saya nggak mengharapkan apa-apa saat itu, ikhlas saja. Nggak disangka kehidupan saya berubah total sesudahnya. Pada awal Februari tawaran manggung datang dari salah satu kenalan saya. Meski manggungnya seakan nggak ada istirahatnya, dalam sehari saya harus menyanyi selama empat jam hingga suara saya habis, saya lakukan dengan senang hati. Setelahnya undangan menyanyi di berbagai event pun berdatangan", paparnya.

Rendy Pandugo juga sering disamakan dengan sosok John Mayer. Saat sedang manggung, banyak penggemarnya yang selalu meminta Rendy membawakan lagu-lagu John Mayer. Hingga suatu hari tim A&R Sony Music menonton Rendy Pandugo yang sedang manggung di sebuah cafe. Melihat permainan dan skill-nya dalam bermain gitar, tim Sony Music pun menawarkan kerja sama.

Kalau kebanyakan artis berharap bisa bekerja sama dengan label major sekelas Sony Music, Rendy Pandugo justru berpikir dua kali sebelum menerima tawaran itu. Pasalnya, Rendy ingin menjalin kerja sama dalam bermusik sesuai dengan harapannya, bukan harapan orang lain. Rendy Pandugo membuktikannya dengan penampilannya yang memukau saat membawakan demo-demo lagunya di depan Hayden Bell, A&R Director Asia Pasific dari Sony Music, hingga berakhir pada kontrak kerja sama sejak bulan November 2015.

Resmi menjadi artis Sony Music, Rendy Pandugo akhirnya bisa pergi ke Swedia pada bulan Februari 2016, untuk melakukan workshop bersama dengan musisi dan produser dari The Kennel Music. Hasil dari workshop tersebut adalah materi lagu yang disiapkan untuk debut album solonya.

"John Mayer memang banyak memberikan pengaruh dalam bermusik. Menurut saya dia itu sangat jenius. Dia memainkan gitar dan mengkombinasikan dengan vokal yang luar biasa. Tersanjung jika ada yang menyamakan saya dengan John Mayer. Tetapi saya ingin dikenal sebagai seorang Rendy Pandugo yang mempunyai karakter sendiri dalam bermusik," jelasnya.

Rendy Pandugo juga mengaku suka sekali dengan karya-karya Sheila On 7. Karena itu, ia sempat merilis sebuah single berjudul 'Sebuah Kisah Klasik' yang merupakan lagu hit Sheila On 7. Single tersebut masuk dalam album kompilasi artis-artis muda Sony Music bertajuk 'Y2Koustic'. Album tersebut menampilkan lagu-lagu hit tahun 2000-an yang diaransemen ulang dengan format akustik dengan string yang diarahkan oleh Alvin Witarsa.

Berkat Soundcloud pula Rendy Pandugo mendapat banyak tawaran bermusik, seperti berduet dengan Piyu Padi untuk menyanyikan lagu 'Firasat' sebagai back song  film 'Aku Cinta Kamu'. Rendy juga sempat disibukkan menjadi juri Starvoices Indonesia, sebuah ajang pencarian bakat menyanyi berbasis situs jejaring sosial.

Berikut ini adalah lirik lagu Rendy Pandugo yang berjudul 'I Don't Care' :
I don't need to stay when you're away
I don't need to stay when you walked away
I don't need to move when you're in my way
I don't need to see what we are today

I don't want to stay up late just to hold you
I don't wanna do what we used to do
Oh I don't care

I don't even know why we're trying
I don't even care just to ask we're dying
I am sad and it's over
But i don't care

I don't need to be your everything
I don't need to be your sweetest thing
baby we were lost when you took my hand
baby I just don't wanna understand

I don't want to stay up late just to hold you
I don't wanna do what we used to do
oh i don't care

I don't even know why we're trying
I don't even care just to ask
'Cause baby don't you know that we're dying
I am sad and it's over
But i don't care

When it's over and i am free
When it's done for you and me
And i know you know that i don't want
I don't want its for you and me

I don't even know why we're trying
I don't even care just to ask
'Cause baby don't you know that we're dying
I am sad and its over

And i don't even know why we're trying
I don't even care just to ask
'Cause baby don't you know that we are dying
I am sad and its over
But I don't care

I don't care 2x
Share this article :

Artikel Terkait:

Comments
0 Comments

Comments :

0 komentar to “Profil Lengkap, Biodata dan Foto Rendy Pandugo, John Mayer-nya Indonesia”


Posting Komentar

 

Copyright © 2012 by Berita Terbaru dan Profil Artis Terkini Powered By SlideGossip | Design by Opung | Contact Email : slidegossip (at) gmail.com | Phone : 0857-808-70772