Sabtu, 22 Agustus 2020

Kisah Pendeta Masuk Islam! Dulu Hidup Bergelimang Harta, Kini Jadi Pemungut Sampah Namun Hatinya Damai!

slidegossip.com - Ibnu Mas'ud dikenal sebagai pendeta yang akhirnya memutuskan untuk masuk Islam. Kini, Makam keluarga pondok pesantren Al Hasani, Desa Jatimulyo, Alian Kebumen Jawa Tengah jadi tempat Ibnu Mas'ud menyibukkan diri.

 Ibnu Mas'ud (suara.com)

 

Seperti dilansir dari suara.com (14/5/2020), jika dulu saat jadi pendeta hidupnya mewah dan bergelimang harta, kini pria 55 tahun itu hanya bekerja sebagai pemungut sampah di yang berserak di area makam namun ia merasa damai. Menurutnya, hal itu adalah bagian dari pengabdiannya kepada agama barunya, Islam.

 

Untuk mencukupi kebutuhan harian, Ibnu Mas'ud bekerja menjadi tukang kebun sekolah. Ia juga memungut sampah atau barang rongsokan untuk dijual kembali. Kehidupan Ibnu Mas'ud yang merupakan seorang mualaf itu sangat bertolak belakang dengan kehidupannya dulu. Padahal dulunya ia termasuk golongan priayi.

 

Tepatnya, saat dirinya masih menjadi pendeta di sebuah gereja di Mojokerto, Jawa Timur. Ia dan keluarganya sempat tinggal di kota dalam kemewahan dan bergelimang harta. "Aktivitas saya sekarang azan di masjid, membersihkan makam, jadi tukang kebun dan memungut rongsok di tempat sampah," ungkap Ibnu Mas'ud.

 

Demi Islam, Ibnu Mas'ud berubah total. Ia rela meninggalkan segala urusan dunia yang pernah memanjakannya. Ibnu Mas'ud pun meninggalkan anak istrinya karena menolak ajakannya untuk pindah agama Islam.

 

Agus Setiyono, nama awal Ibnu Mas'ud sebelum mualaf, memperoleh hidayah usai melihat bintang berbentuk lafadz Allah dengan aksara Arab saat tengah malam. Ibnu Mas'ud merasa itu adalah petunjuk kebenaran. Hingga hatinya mantap untuk masuk Islam. Setiyono lalu disarankan budenya mendatangi Ponpes Lirboyo Kediri untuk memantapkan keyakinannya dan mempelajari Islam.

 

Akhirnya ia bersyahadat di sana, di bawah bimbingan KH Idris Marzuki saat masih hidup. Namanya kemudian diganti menjadi Ibnu Mas'ud. "Setelah syahadat, saya diajari wudhu, membaca alif baa ta, shalat yang benar. Dari situ saya menjalankan tata krama Islam dengan baik," katanya.

 

Keputusan pendeta tersebut untuk masuk Islam sempat ditentang kalangannya. Ia bahkan mengaku sampai mendapat ancaman. Namun karena tekadnya sudah bulat, siapapun tak bisa mencegah keputusannya. Mas'ud akhirnya meninggalkan kota dan orang-orang yang sempat berhubungan dengannya, termasuk keluarganya sendiri.

 

Ibnu Mas'ud juga tak lagi memegang handphone untuk memutus kontak dengan kenalannya. Dari Jawa Timur, ia hijrah ke sebuah desa di Kecamatan Alian Kebumen Jawa Tengah. Di sana ia memperdalam pengetahuan Islam di Pondok Pesantren Al Hasani pimpinan Kyai Asyhari Muhammad Al Hasani yang juga Ketua Pagar Nusa Kebumen. Ia bertemu Kyai Asyhari sewaktu di Lirboyo hingga memutuskan ikut ulama itu pulang ke Kebumen atas restu KH Idris Marzuki.

 

Tiga tahun menimba ilmu di pesantren membuat pengatahuan agama Mas'ud terus bertambah. Ia yang telah matang belajar teologi Kristen hingga menjadi pendeta, kini harus mulai nol lagi untuk mempelajari agama Islam. "Alhamdulillah pengetahuan bertambah. Kegiatan istigasah, mujahadah saya ikuti. Kitab kuning saya pelajari," kata Ibnu Mas'ud.

 

Semakin dalam pengetahuannya tentang Islam, hatinya pun semakin mantap meyakini agama barunya. Agama Islam ternyata tak seperti bayangannya dulu sebelum menjadi mualaf, yakni keras dan menakutkan.

 

Agama Islam justru mengajarkan kedamaian serta akhlak karimah. Bukan radikalisme sebagaimana dicitrakan selama ini. Ia kini tahu aksi teror hanyalah ulah oknum yang membawa nama agama untuk menghalalkan tindakannya.

Share this article :

Artikel Terkait:

Comments
0 Comments

Comments :

0 komentar to “Kisah Pendeta Masuk Islam! Dulu Hidup Bergelimang Harta, Kini Jadi Pemungut Sampah Namun Hatinya Damai!”


Posting Komentar

 

Copyright © 2012 by Berita Terbaru dan Profil Artis Terkini Powered By SlideGossip | Design by Opung | Contact Email : slidegossip (at) gmail.com | Phone : 0857-808-70772